Jumat, 12 Januari 2018

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI HOROWURA RIANG BAKA/ HORINARA

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI HOROWURA RIANG BAKA/ HORINARA

(Oleh: Darmawan Hanafi, S.Pd)

(Masjid Nurul Ikhsan Horinara. Awal dari Nafas Pendidikan Islam Di Horinara)

Geliat pendidikan di desa Horinara terjadi pada tahun 1956. Kala itu masih dengan label pendidikan SRK= sekolah Rakyat Katholik. SRK adalah jawaban dari desakan kebutuhan pendidikan di wilayah kelubagolit karena SR= Sekolah Rakyat yang berdiri di desa Hinga kala itu menampung terlalu banya murid sehingga dilakukan pembatasan umur untuk masuk sekolah. Hanya murid yang bisa menjangkau telinga kiri dengan tangan kanan melewati kepala (gapa limaka peheng tiluka) yang diterima. Jika belum bisa menggapai telinga maka di anggap masih kecil dan belum diterima di SR Hinga.
Karena desakan atas kebutuhan pendidikan tersebut, atas prakarsa dua kepala kampung yakni Kepala kampung Horowura Bpk Kasem Doni, dan kepala kampung Riang Baka Bpk Miden Lema Lesu, dibentuklah SRK= sekolah Rakyat Katholik dengan Lokasi di Kapela Santu Stefanus Desa Horinara dengan kepala sekolah Bpk Sabon Belaon asal desa Hinga.  Tahun 1956 dengan kondisi sangat sederhana tidak mematahkan semangat guru dan murid-muridnya. Hanafi Samon, Elias Ola Nama, Oskar Ola Tokan, Kiraman Kia Gega, Mus Tupeng, Ramli Sabon, Kopong Notan, Doni Juma, Darham Padak dll adalah angkatan pertama SRK. Tahun 1957 dilakukan pemindahan lokasi SRK dari Halaman Kapela Santu Stefanus Horinara Ke Lokasi pinggir Lapangan Bunga Bali Horowura karena bertambahnya murid dari desa Nisakarang. Dibangun 2 lokal sekolah dengan partisipasi dari masyarakat desa Horinara dan Nisakarang. Pemindahan lokasi dibarengi juga dengan pergantian kepala sekolah dari bpk Sabon belaon diganti bpk Yoseph Tabida Santo.
Tahun 1959, atas prakarsa kepala kampong Riang baka Bpk Miden Lema Lesu bekerjasama dengan yayasan Tarbiyah Islamiyah mendirikan Sekolah “Watane” Diniyah Sore. Dengan murid angkatan pertama Bpk H. Muhammad Abas, Hasan Madinah, Gafur Majid, Saudah Perada Mangu, Ahmad Lewa, Radiah Perada Peka, Aisyah Reba, Lukman Luli Hada, Idris Tueng, Darhm Dala dll. Dengan kepala sekolah pertama Bpk Bahmid Bidara asal Lamakera dan guru-guru antara lain Bpk Nurdin Abubakar, Siti Mahlin dll.
(Hanafi Samon, Salah Satu Kepala Sekolah dan Murid Diniyah Sore Angkatan Tahun Kedua 1960)

Murid angkatan tahun kedua antara lain: Hanafi Samon, Yasin Liat, Katsir Sabon, Muhidin Hali Samon, Shaleh bakar Tela Sabon, Saudah Uba, Sarifah Palang Sabon, Jamria Barek Wulan dll. Kala itu ada peralihan nama dari Diniyah Sore menjadi SRI= Sekolah Rakyat Islam. Tahun 1960 SRI berubah nama menjadi MWB= Madrasah Wajib Belajar. Ada tambahan guru antara lain Bpk Burhan Kamang, Taib Atu, Udrus Pehang, Maskur Bahy, Nurlaila Mas’ud, Johoriah, Khadijah, Syarif dll. Kebanyakan guru-gurunya berasal dari lamakera.
Tahun 1961, ada peralihan nama dari MWB menjadi MI= madrasah Ibtidaiyah. Antara tahun 1961-1962 dilakukan pemindahan lokasi dari masjid ke lahan milik Bpk Hasan Madinah. Dengan bangunan sangat sederhana beratapkan daun kelapa berdinding bamboo. Sekitar tahun 1962-1963 bapak Hajral Tela Sabon mewakafkan Tanahnya (Di bagian timur Lokasi MIS Sekarang) di susul pewakafan tanah oleh bpk Shidiq Samon Mebe, Alwan Boro dan Aminuddin Shidiq (Di bagian Barat Lokasi MIS sekarang). Sejak saat itu sampai sekarang sekolah MIS berdiri.
(suasana pendidikan di tahun 2000an)

Tahun 1971, karena desakan akan kebutuhan sekolah lanjutan di dirikan PGAP 4 Tahun (Pendidikan Guru Agama Pertama). PGAP merupakan sekolah lanjutan setingkat SMP/ MTs. Salah satu Madrasah Tingkat Tsanawiyah dari tiga PGA yang berdiri di kabupaten Flores Timur yakni PGA Lamakera, PGA Waiwerang dan PGA Horowura. Dengan guru-guru perintis antara lain: Aminuddin Shiddiq, Ahmad Lewa Laot, Burhanudin Bohung Watowai, Arifin Belen Bolen dll. Dengan murid angkatan pertama Mursalin Wura Lopi dkk.
Tahun 1972, berdasarkan kesepakatan Umat Islam, Pemerintah dan Restu Pemilik Lahan, di buka lokasi baru di Dua Ebang dengan ukuran 90 X 40. Berdirinya PGAP 4 Tahun di Horowura menjawab kebutuhan akan pendidikan islam di flores timur di tingkat tsanawiyah. Sejak saat itu berduyun-duyun murid dari kepulauan lomblen lembata, dan sedaratan adonara untuk mengenyam pendidikan PGAP 4 tahun.

(suasana pendidikan sekarang)

(Adanya regulasi peraturan pemerintah terkait perubahan status dari PGAP 4 tahun Ke MTs 3 tahun dan terbentuknya Yayasan Nurul Falah Horowura akan di tulis pada tulisan-tulisan berikutnya)

Catatan penulis
1.    Tulisan ini merupakan awal postingan di blog ini. Sehingga masih terdapat banyak kekurangan sana sini.
2.    Narasumber pada tulisan ini baru 1 orang yakni Bpk Hanafi Samon Sehingga mungkin masih terdapat kekeliruan. Kedepannya penulis akan mencari sumber sejarah dari narasumber lain (Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pendidik Serta Tokoh Lain Yang yang terkait) untuk menyempurnakan tulisan terkait sejarah awal
3.    Dokumen-dokumen Autentik pendirian sekolah masih di telusuri pada berkas-berkas sekolah. Jika ada akan si scan dan dijadikan berkas soft
4.    Penulis butuh Masukan-masukan terkait tulisan awal ini guna penyempurnaan. Sekiranya pembaca mempunyai sumber atau dokumentasi mohon kiranya dikirim via email, WA Group dll guna perbaikan.
5.    Jika ada Alumnus atau Pemerhati Pendidikan yang mau menyumbang tulisan, bisa di kirim ke email yayasannurulfalah82@gmail.com atau Whatsap (081339350396) utuk di posting di blog ini.
6.    Segala masukan berupa kritik, saran dll bisa ditulis pada kolom komentar di bawah dengan bahasa yg santun dan membangun
7.     Mari Majukan Pendidikan dan Pendidikan Islam dengan tekad “beramal dengan Ikhlas dalam Balutan Ikhlas beramal”

Horinara, 13 Januari 2018

Penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI HOROWURA RIANG BAKA/ HORINARA

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI HOROWURA RIANG BAKA/ HORINARA (Oleh: Darmawan Hanafi, S.Pd) (Masjid Nurul Ikhsan Horinara. Awal dari ...