SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI HOROWURA RIANG BAKA/ HORINARA
(Oleh: Darmawan Hanafi, S.Pd)
(Masjid Nurul Ikhsan Horinara. Awal dari Nafas Pendidikan Islam Di Horinara)
Geliat pendidikan di desa
Horinara terjadi pada tahun 1956. Kala itu masih dengan label pendidikan
SRK= sekolah Rakyat Katholik. SRK adalah jawaban dari desakan kebutuhan
pendidikan di wilayah kelubagolit karena SR= Sekolah Rakyat yang berdiri di
desa Hinga kala itu menampung terlalu banya murid sehingga dilakukan pembatasan
umur untuk masuk sekolah. Hanya murid yang bisa menjangkau telinga kiri dengan
tangan kanan melewati kepala (gapa limaka peheng tiluka) yang
diterima. Jika belum bisa menggapai telinga maka di anggap masih kecil dan
belum diterima di SR Hinga.
Karena desakan atas kebutuhan
pendidikan tersebut, atas prakarsa dua kepala kampung yakni Kepala kampung Horowura Bpk Kasem Doni, dan kepala kampung Riang Baka Bpk Miden
Lema Lesu, dibentuklah SRK= sekolah Rakyat Katholik dengan Lokasi di Kapela
Santu Stefanus Desa Horinara dengan kepala sekolah Bpk Sabon Belaon asal desa
Hinga. Tahun 1956 dengan kondisi sangat sederhana
tidak mematahkan semangat guru dan murid-muridnya. Hanafi Samon, Elias Ola
Nama, Oskar Ola Tokan, Kiraman Kia Gega, Mus Tupeng, Ramli Sabon, Kopong Notan,
Doni Juma, Darham Padak dll adalah angkatan pertama SRK. Tahun 1957 dilakukan pemindahan lokasi SRK dari Halaman Kapela Santu Stefanus
Horinara Ke Lokasi pinggir Lapangan Bunga Bali Horowura karena bertambahnya
murid dari desa Nisakarang. Dibangun 2 lokal sekolah dengan partisipasi dari
masyarakat desa Horinara dan Nisakarang. Pemindahan lokasi dibarengi juga dengan
pergantian kepala sekolah dari bpk Sabon belaon diganti bpk Yoseph Tabida
Santo.
Tahun 1959, atas prakarsa kepala kampong
Riang baka Bpk Miden Lema Lesu bekerjasama dengan yayasan Tarbiyah Islamiyah
mendirikan Sekolah “Watane” Diniyah
Sore. Dengan murid angkatan pertama Bpk H. Muhammad Abas, Hasan Madinah, Gafur
Majid, Saudah Perada Mangu, Ahmad Lewa, Radiah Perada Peka, Aisyah Reba, Lukman
Luli Hada, Idris Tueng, Darhm Dala dll. Dengan kepala sekolah pertama Bpk
Bahmid Bidara asal Lamakera dan guru-guru antara lain Bpk Nurdin Abubakar, Siti
Mahlin dll.
(Hanafi Samon, Salah Satu Kepala Sekolah dan Murid Diniyah Sore Angkatan Tahun Kedua 1960)
Murid angkatan tahun kedua antara
lain: Hanafi Samon, Yasin Liat, Katsir Sabon, Muhidin Hali Samon, Shaleh bakar Tela
Sabon, Saudah Uba, Sarifah Palang Sabon, Jamria Barek Wulan dll. Kala itu ada
peralihan nama dari Diniyah Sore menjadi SRI= Sekolah Rakyat Islam. Tahun 1960
SRI berubah nama menjadi MWB= Madrasah Wajib Belajar. Ada tambahan guru antara
lain Bpk Burhan Kamang, Taib Atu, Udrus Pehang, Maskur Bahy, Nurlaila Mas’ud,
Johoriah, Khadijah, Syarif dll. Kebanyakan guru-gurunya berasal dari lamakera.
Tahun 1961, ada peralihan nama
dari MWB menjadi MI= madrasah Ibtidaiyah. Antara tahun 1961-1962 dilakukan
pemindahan lokasi dari masjid ke lahan milik Bpk Hasan Madinah. Dengan bangunan
sangat sederhana beratapkan daun kelapa berdinding bamboo. Sekitar tahun
1962-1963 bapak Hajral Tela Sabon mewakafkan Tanahnya (Di bagian timur Lokasi
MIS Sekarang) di susul pewakafan tanah oleh bpk Shidiq Samon Mebe, Alwan Boro
dan Aminuddin Shidiq (Di bagian Barat Lokasi MIS sekarang). Sejak saat itu
sampai sekarang sekolah MIS berdiri.
(suasana pendidikan di tahun 2000an)
Tahun 1971, karena desakan akan kebutuhan
sekolah lanjutan di dirikan PGAP 4 Tahun (Pendidikan Guru Agama Pertama). PGAP
merupakan sekolah lanjutan setingkat SMP/ MTs. Salah satu Madrasah Tingkat
Tsanawiyah dari tiga PGA yang berdiri di kabupaten Flores Timur yakni PGA
Lamakera, PGA Waiwerang dan PGA Horowura. Dengan guru-guru perintis antara
lain: Aminuddin Shiddiq, Ahmad Lewa Laot, Burhanudin Bohung Watowai, Arifin
Belen Bolen dll. Dengan murid angkatan pertama Mursalin Wura Lopi dkk.
Tahun 1972, berdasarkan
kesepakatan Umat Islam, Pemerintah dan Restu Pemilik Lahan, di buka lokasi baru
di Dua Ebang dengan ukuran 90 X 40. Berdirinya PGAP 4 Tahun di Horowura
menjawab kebutuhan akan pendidikan islam di flores timur di tingkat tsanawiyah.
Sejak saat itu berduyun-duyun murid dari kepulauan lomblen lembata, dan
sedaratan adonara untuk mengenyam pendidikan PGAP 4 tahun.
(suasana pendidikan sekarang)
(Adanya regulasi peraturan
pemerintah terkait perubahan status dari PGAP 4 tahun Ke MTs 3 tahun dan
terbentuknya Yayasan Nurul Falah Horowura akan di tulis pada tulisan-tulisan berikutnya)
Catatan penulis
1. Tulisan ini merupakan awal postingan di blog ini. Sehingga masih
terdapat banyak kekurangan sana sini.
2. Narasumber pada tulisan ini baru 1 orang yakni Bpk Hanafi Samon
Sehingga mungkin masih terdapat kekeliruan. Kedepannya penulis akan mencari
sumber sejarah dari narasumber lain (Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat
dan Tokoh Pendidik Serta Tokoh Lain Yang yang terkait) untuk menyempurnakan
tulisan terkait sejarah awal
3. Dokumen-dokumen Autentik pendirian sekolah masih di telusuri pada
berkas-berkas sekolah. Jika ada akan si scan dan dijadikan berkas soft
4. Penulis butuh Masukan-masukan terkait tulisan awal ini guna
penyempurnaan. Sekiranya pembaca mempunyai sumber atau dokumentasi mohon
kiranya dikirim via email, WA Group dll guna perbaikan.
5. Jika ada Alumnus atau Pemerhati Pendidikan yang mau menyumbang
tulisan, bisa di kirim ke email yayasannurulfalah82@gmail.com
atau Whatsap (081339350396) utuk di posting di blog ini.
6. Segala masukan berupa kritik, saran dll bisa ditulis pada kolom
komentar di bawah dengan bahasa yg santun dan membangun
7. Mari Majukan Pendidikan dan
Pendidikan Islam dengan tekad “beramal dengan Ikhlas dalam Balutan Ikhlas beramal”
Horinara, 13 Januari 2018
Penulis